Jumat, 17 Desember 2010

Peran klorofil dalam Bidang Kesehatan

Klorofil yang selama ini kita kenal hanya sebagai pigmen daun teryata memiliki banyak khasiat.
    Didalam kehidupan sehari-hari, klorofil telah digunakan sebagai makanan. Chlorella, jamu gendong, sampai sayur mayur yang kamu makan banyak mengandung klorofil. Bahkan, klorofil kini tengah dikembangkan sebagai biopestisida dan bioinsektida alami, juga sebagai perwarna alami bahan sandang dan pangan yang aman.
    Dalam bidang kesehatan, klorofil berperan dalam banyak hal. Pheophorbide a, suatu produk turunan alami dari klorofil telah terbukti memiliki efek penghambatan aktivitas leukosit. Efek tersebut sangat penting dalam pengendalian jaringan normal dan kesehatan sel. Peran lainnya yang telah diketahui adalah dapat mencegah penyakit radang sendi, terutama minuman yang kaya Lactobacillus dan kaya klorofil. Bahkan baru-baru ini didalam dunia terapi kanker, klorofil telah dimanfaatkan.
    Pemanfaatan klorofil ini , khususnya bakterio klorofil a dan turunannya sebagai senyawa yang dapat membunuh sel-sel kanker ketika senyawa tersebut diekspos cahaya tampak pada gelombang cahaya tertentu.
    Dalam penggunaannya, photosensitizier di injeksikan ketubuh, kemudian diserap oleh seluruh sel secara otomatis. Photosintezier akan terakumulasi dalam sel kanker dan tinggal lebih lama dalam sel tersebut dibandingkan ketika berada didalam sel normal. Berikutnya, daerah sel kanker di ekspos dengan cahaya tampak pada panjang gelo0mbang tertentu (630nm-800nm) dan dengan intensitas tertentu. Pemberian radiasi cahaya tampak ini dilakukan setelah photosentizier terakumulasi hanya dalam sel kanker. Photosentizier ini kemudian akan bereaksi dengan oksigen yang berada dalam jaringan kanker menghasilkan senyawa baru. Senyawa baru ini sangat reaktif dan dapat menghancurkan sel-sel kanker. Jika pengeskposan cahaya tanpak dihentikan, photosensitizier akan kembali ke keadaan normal.
Uji photosensitizier ini telah dilakukan, dan ternyata efektif dalam pengobatan sel-sel kanker prankreas dan kanker kulit.
    Melalui terapi ini beberapa efek pascaterapi yang berbahaya dari terapi-terapi, seperti radioterapi, kemoterapi, hingga pembedahan untuk mengobati kanker dapat dihindari. Contohnya pada kemoterapi, efek obat yan gharus dikonsumsi ternyata tidak hanya beracun bagi sel kanker, tetapi beracun juga bagi tubuh pasien. Begitu juga dengan radioterapi, efek radiasinya membahayakan sel-sel sehat disekitar sel-sel kanker.